Chapter 3
-------------------------------------------------------------------------------------
Pertama-tama,
makasih buat Rizal yang mau gue jadiin peliharaan. Eh, nggak deng. Maksudnya, makasih
udah mau gue jadiin tokoh utama dalam cerita ini. Terus makasih juga buat para
supporter dan pembaca setia blog ini. Love you all<3
“Cewek-cewek sebelah pada pake susuk!?”
Gue nggak tau sejak kapan cowok-cowok di
kelas gue mulai pada ngerumpi, apa ini tanda-tanda akhir dunia? Emang sih
awalnya mereka cuman bahas rok sama rambut cewek, takutnya kebablasan sampe
bahas masalah harga stoking sama maskara yang naek belakangan ini lagi. Najis
Tralala.
Selaku ketua osis, gue pun coba menyelidiki
masalah ini.
“Derp, aku mau nanya deh. Kok, cewek-cewek
di kelas sebelah jadi pada ca..” Salah-salah ngomong, yang ada malah dapet
gamparan Derpina, nih. Untung belom kesebut ‘cantik’.
“Apa?” Selidik Derpina menyipitkan mata.
“Ca..Caper, iya caper! Kok, mereka jadi
pada caper ya? Ehehe.. Hehe.” Gue ketawa kikuk terus buru-buru cabut.
Kayaknya nanya ke Derpina bukan ide yang
bagus. Kalau begitu coba gue tanya sama Joko, jangan pake ‘wi’. Lagian dia
orangnya nggak ‘bodo’ kok, malah kelewat pinter. Buktinya dia berhasil
menemukan jawaban dari pertanyaan tersulit sedunia. Contohnya, mana duluan
diciptakan ayam atau telur?
“Jok, kalo lu kagak mau jawab pertanyaan
gue.. Bisa-bisa gunung Rakata punya anak lagi!” Heboh gue.
Emang kayak gitu, kalau mau nanya sama Joko
jangan pake cara yang biasa-biasa aja. Boro-boro dijawab, dilirik juga kagak.
Kemaren temen gue sampe rela koprol cuman demi nanaya rumus logaritma
matematika.
“Apa?” Tanya Joko dengan ekspresi datar.
Hampir aja gue ngadain tahlilan dadakan sakin senengnya, Joko mau nanggepin
gue.
“Jok, gue mau nanya. Kira-kira lo tau nggak
kenapa cewek-cewek kelas tetangga jadi pada cantik pas naek kelas dua?” Tanya
gue sambil ngerangkul Joko sok akrab.
Joko membetulkan letak kacamatanya dan
tersenyum penuh arti.
“Kalau lo mau tau jawabannya. Besok sebelum
bel istirahat kedua, lu izin sama guru ke kamar mandi.” Ujarnya. Tuh, apa gue
bilang.. Joko emang misterius.
Akhirnya keesokan harinya gue mengikuti
perkataan Joko. Pas mantab nih, untung lagi pelajarannya pak Eko. Guru MTK gue
ini baik dan pengertian banget. Kalo izin ke kamar mandi sama dia pasti lancar
terasa longgar kayak vegeta herbal.
“Pak! Saya mau izin ke toilet.” Gue
mengacungkan tangan.
“Monggo..” Katanya. Kadang emang suka nggak
nyambung, orang mau ke toilet malah ditawarin mangga.
Bodo amat lah. Gue cuman ngangguk aja terus
nyelonong ke luar. Begitu gue sampe di kamar mandi, rada kaget juga tiba-tiba
udah ada Joko disana. Kok dia bisa langsung ada di sini ya? Atau jangan-jangan
Joko adalah turunan Nyi Blorong yang bisa pake teleport? Sekali lagi, Joko
emang misterius.
“Gimana, lo udah dapetin jawabannya?” Tanya
Joko.
“Belom lah, ‘kan gue baru nyampe. Lo juga
belom ngomong apa-apa.” Jawab gue bingung.
“Lha, emang tadi lo nggak lewatin kelas
sebelah?”
“Lewat, tapi pintunya ditutup rapet, semua
jendelanya juga. Mereka kayak sedang melakukan transaksi gelap.” Gue semakin
penasaran sama kelas tetangga.
Joko bergumam sambil bolak-balik sok mikir.
“Ikut gue.” Joko melangkah ke luar toilet,
otomatis gue mengikutinya. Kita berhenti tepat di depan lokasi.
“Gue tendang pintu yang kanan, lo dobrak
pintu yang kiri.” Setelah mendapat aba-aba, gue hanya bisa mengangguk.
Brakk!
Seketika pintu itu pun terbuka. Mereka
semua langsung pada kaget, kayak bencong di grebek satpol pp.
“Oh, no. Jadi selama ini, ternyata itu yang
kalian lakukan. Pantas saja bayaran listrik sekolah mendadak terbang-“
“Naik kali, Zal.” Joko membenarkan.
“Nggak, ini udah terlalu tinggi dari
sekedar naik. Bodo amat. Jadi intinya, gue selaku ketua osis harus menghentikan
aksi nyatok berjamaah kalian. Kasihan ‘kan, pak Sadimun penjaga sekolah kita dituduh
maen dota karena listrik sekolah yang tiba-tiba naik.” Jelas gue panjang lebar.
Semenjak saat itu pencatokan di sekolah
menjadi perbuatan ilegal, temennya biskuit Regal.
To be
continued..
____________________________________________________________________
Ihh, makin seru deh ceritanya di Chapter 3 ini, jadi gak sabar nunggu chapter 4 nya....
Bagi yang belum mengetahui, Cerpen yang berjudul "Crazy Boy" The Series hadir dalam laman MUDA BERKARYA di Vocasix Blog, cerpen ini adalah sebuah karya dari Hafifah Putri Shahnaz dari Kelas XI Administrasi Perkantoran 2.
Bagi kalian pengunjung blog ini, yang ingin menyumbangkan karya cipta berupa foto, video, maupun tulisan, dapat langsung dikirim melalui E-mail :AdminVocasix@blogger.com
Atau bisa langsung hubungi kami di kolom komentar dibawah, kami juga menerima saran dan kritikan dari kalian semua. Terima Kasih
Dan Jangan lupa kunjungi website resmi kami di : smkn6dki.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar